Text
iktiraf sekuntum melati
Melihat usaha emaknya yang sedemikian rupa, Yasmin tidak tinggal diam. Tanpa sepengetahuan emaknya, sepulang sekolah ia keluyuran ke tempat sampah atau tegal-tegalan untuk mengumpulkan plastik atau besi-besi tua untuk dijual ke rombeng. Hasilnya lumayan untuk uang jajan saat sekolah. Sebab, Yasmin tidak pernah meminta uang jajan ke emaknya, kecuali jika emaknya yang lebih dulu memberinya. Saat teman-teman di sekolahnya menjilat es krim atau mengemut cokelat, Yasmin hanya menelan ludah.
Tak hanya sampai di situ, ketika Yasmin lulus SD. Ia bertekad untuk tidak meneruskan ke jenjang SMP, sebab tak ada biaya dan kasihan kepada emaknya yang pontang-panting mengupayakannya. Yasmin tidak tega. Kemudian, beberapa bulan setelahnya, lelaki bernama Jayus datang ke rumah Yasmin bermaksud melamar emak Yasmin. Yasmin tidak setuju, namun emak Yasmin keberatan jika lamaran ini ditolak. Sebab, ia berpikir siapa tahu Jayus bisa membantu biaya sekolah Yasmin. Awalnya, Jayus memang membantu, namun saat emak Yasmin keluar bekerja di sawah dan Yasmin tidak sekolah sebab sakit, Jayus menggedor kamar Yasmin dan memaksanya untuk memenuhi hasrat birahinya. Berkali-kali, hingga perut Yasmin membuncit.
Setelah lahir, bayi suci yang keluar dari rahim Yasmin itu diberi nama Tabah. Lantaran cobaan demi cobaan selama ini menimpanya, dan semoga diberi ketabahan. Tabah semakin besar, Yasmin tidak ingin menggantung hidup diri dan anaknya kepada Jayus, maka akhirnya Yasmin bekerja ke Malaysia berkat bantuan temannya. Sesaat Yasmin pulang dari Malaysia karena mau dinikahi majikannya, ia bertemu dengan pemuda gagah, cakep dan sopan, namanya Raihan. Keduanya ngobrol panjang lebar. Kemudian, berlanjut Yasmin datang ke rumah Raihan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan rumah Ainin, kakak perempuan Raihan. Lantas kisah pun terus mengalir hingga duka berganti duka Yasmin hadapi, namun ia tetap tabah dan optimis.
P00111S | 813 MAS .i | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain